Alahamdulillah bisa ngposting lg.. thx bgt wat Mas Broo shbt skligus adq yng paling... pling.........
BAB
I
PENDAHULUAN
Makalah
ini diberi judul “Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial”. Makalah
ini membahas dasar pemahaman dalam menguasai konsep-konsep dasar sosiologi yang
berkaitan dengan masyarakat dan komunitas. Dengan pemahaman konsep dasar
tentang: individu, manusia sebagai makhluk pribadi, faktor genotip dan faktor fenotip,
manusia sebagai makhluk sosial, dan interaksi sosial. Dengan mempelajari materi
ini diharapkan pembaca dapat memudahkan untuk mengkaji dan menguasai kompetensi
tentang masalah yang berhubungan dengan lingkungan sosial budaya dan teknologi.
Secara umum hasil belajar yang akan dicapai setelah mempelajari materi ini,
adalah:
1. Menjelaskan
perbadaan antara manusia sebagai makhluk individu yang khas dia sebagai makhluk
sosial.
2. Menjelaskan
bahwa manusia terkai dengan interaksi sosial dan sosiologi.
3. Menjelaskan
perbedaan antara masyarakat dan komunitas.
Secara khusus, setelah mempelajari ini, pembaca
diharapkan: dapat menguasai pengertian individu, menjelaskan kedududkan manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam masyarakat, menjelaskan
interaksi sosial dalam masyarakat, dan menjelaskan bentuk-bentuk interaksi
sosial.
Makalah ini terbagi kedalam 2(dua) keggiatan belajar
yaitu;
1. Manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
2. Interaksi
sosial.
Ruang lingkup yang terkandung dalam makalah ini
menyangkut beberapa hal, sebagai berikut:
a. Pengertian
individu.
b. Manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
c. Interaksi
sosial dalam masyarakat.
d. Bentuk-bentuk
interaksi sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Manusia
Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Sebagai
individu, manusia adalah perpaduan antara aspek-aspek yang tidak biasa
dipisahkan, baik itu aspek jasmani dan rohani, aspek pembawaan gen (genotif)
dan aspek fenotip. Di sisi lain manusia adalah makhluk sosial yang tunduk pada
hal-hal lain yang berada diluar dirinya, baik itu nilai, norma, dan hukum.
A.
Manusia
Sebagai Makhluk Individu
Individu
berasal dari kata in dan divide. Dalam bahasa inggris ini salah
satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi
individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan.
Dalam
bahasa latin individu berasal dari kata individium
yang berarti tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai
untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu bukan
manusia sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dibagi melainkan sebagai
kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan sehingga sering
digunakan sebagai sebutan “orang-seorang” atau “manusia perorangan”. Individu
ini merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani.
Manusia
sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seorang dikatakan sebagai manusia individu,
manakala unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
Bila
seseorang hanya tinggal raga, fisik, atau jasmaninya saja, maka dia tidak
dikatakan sebagai individu. Jadi pengertian manusia sebagai makhluk individu
mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam diri individu terbagi, merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Jadi, sebutan individu hanya tepat bagi
manusia yang memiliki keutuhan jasmani dan rokhaninya, keutuhan fisik dan
psikisinya, keutuhan raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas
tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia,
ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Sekalipun orang itu
terlahir secara kembar, mereka tidak ada yang memiliki ciri fisik dan psikis
yang sama persis. Setiap anggota fisik manusia tidak ada yang persis sama,
meskipun sama-sama terlahir sebagai manusia kembar.
Walaupun secara umum manusia itu memiliki perangkat
fisik yang sama, tetapi kalau perhatian kita tunjukan pada hal yang lebih
detail, maka akan terdapat perbedaan-perbadaan. Perbedaan itu terketak pada
bentuk, ukuran, sifat dan lain-lain. Kita dapat membedakan seseorang dari
lainnya berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada, baik pada perbedaan fisik
maupun psikisinya.
Ciri seorang individu tidak hanya mudah dikenal
lewat ciri fisik atau biologinya. Sifat, karakter, perangai, atau gaya dan
selera orang juga berbeda-beda.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor-faktor
genotip dan fenotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak
lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Secara fisik
seseorang memiliki kemiripan atau kesamaan cirri dari orang tuannya, kemiripan
atau persamaan itu mungkin saja terjadi pada keseluruhan penampilan fisiknya,
bisa juga terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu saja. Kita bisa melihat
secara fisik bagian tubuh mana dari kita yang memiliki kemiripan dengan orang
tua kita
Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan
karakter atau sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan
karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip).
Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang
khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya, baik
lingkungan buatan seperti tempat tinggal (rumah) dan lingkungan. Sedangkan
lingkungan yang bukan buatan seperti kondisi alam geografis dan iklimnya.
Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungnan dimana
seseorang individu melakukan interaksi sosial dalam lingkungan hidupnya.
Karakteristik yang khas dari seseorang sering kita
sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda.
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor genotip dan fenotip yang selalu
berineraksi terus-menerus.
Mayor Polak menjelaskan bahwa kepribadian adalah
“keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran dan tindakan, baik biologis maupun
psikologis, yang dimiliki oleh seseorang dan berhubungan dengan peranan dan
kedudukannya dalam berbagai kelompok dan mempengaruhi kesadaran akan dirinya”.
Meskipun dalam pengertian tersebut Mayor Polak tidak memasukanfaktor lingkungan
sebagai bagian dari kepribadian, namun dalam pembahasannya dia mengatakan bahwa
pembentukan kepribadian di antaranya dipengaruhi oleh masukan lingkungan sosial
(kelompok), dan lingkungan budaya (pendidikan).
Yinger, seperti dikutip oleh Horton dan Hunt
memberiken batasan kepribadian adalah “keseluruhan perilaku seseorang yang
merupakan interaksi antara kecenderungan-kecenderungen yang diwariskan (secara
biologis) dengan rentetean-rentetan situasi (lingkungan).
B.
Manusia
Seabagi Makhluk Sosial
Selama
manusia hidup ia tidak akan pernah lepas dari pengaruh masyarakat, di rumah, di
sekolah, dan di lingkungan yang lebih besar manusia tidak lepas dari pengaruh
orang lain. Oleh karena itu, manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, yaitu
makhluk yang didalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia
lain.
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau
makhluk bermasyarakat, selain itu juga, manusia diberi kelebihan yaitu berupa akal pikiran yang berkembang
serta dapat dikembangkan. Dalam hubungan dengan manusia sebagai makhluk sosial,
manusia selalu hidup bersama diantara manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang
dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena
itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga
dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan
orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari teman atau kawan. Kebutuhan
untuk berteman dengan orang lain, seringkali didasari atas kesamaan ciri atau
kepentingan masing-masing.
Manusia dikatakan juga sebagai makhluk sosial karena
manusia tiidak akan bisa hidup sebagai manusia apabila tidak hidup di tengah-tengah
manusia.
Manusia berbeda dengan hewan, untuk mempertahankan
hidupnya ia dibekali dengan akal. Insting yang dimiliki manusia sangat terbatas
misalnya, bayi yang lahir hanya memiliki insting menagis.
Manusia memiliki potensi akal untuk mempertahankan
hidupnya. Namun, potensi yang ada dalam diri manusia itu hanya mungkin berkembang
bila ia hidup dan belajar di tengah-tengah manusia. Untuk bisa berjalan saja,
manusia harus belajar dari manusia lainnya.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena:
1. Manusia
tunduk pada aturan, norma social.
2. Perilaku
manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
3. Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi
manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
2.
Interaksi
Sosial
Kata
interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan
timbal balik saling mempengaruhi antar individu, kelompok sosial, dan
masyarakat.
Interaksi sosial adalah proses dimana orang-orang
saling berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan.
A.
Beberapa
pengertian Interaksi Sosial
Ada
beberapa pengertian interaksi sosial yang ada dilingkungan masyarakat,
diantaranya yaitu:
a. Menurut
H. Booner dalam bukunya Sosial Psychology memberikan rumusan interaksi sosial,
bahwa, “ interaksi sosial adalah hubungan antara dua individu atau lebih, diman
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki, kelakuan
individu lain atau sebaliknya”.
b. Manurut
Gillin and Gillin (1954) yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah
hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang
atau orang perorangan dengan kelompok.
c. Interaksi
sosial merupakan hubungan timbal balik antar individu dengan individu, antar
kelompok dengan kelompok, dan antara individu dengan kelompok.
Interaksi
sosial antara individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai
pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara bahkan
mungkin saling berkelahi.
Interaksi
kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan
biasanya tidak menyangkut pribadi para anggotanya. Interaksi sosial antara
kelompok-kelompok terjadi antara kelompok lazim juga terjadi di dalam
masyarakat. Interaksi tersebut terjadi secara lebih menyolok apabila terjadi
pertengkaran antara kepentingan-kepentingan orang-orang -perorangan dengan
kepentingsn kelompok.
B.
Faktor-faktor
Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi
sosial terjadi dengan didasari oleh beberapa faktor, diantaranya:
1) Imitasi
Imitasi
adalah suatu proses tiruan atau meniru. Banyak prilaku kita yang sebenarnya
diawali dengan meniru. Dalam proses peniruan biasanya lebih mudah terjadi dan
mudah berubah, artinya proses peniruan seringkali tidak bertahan lama, kareana
apabila ada model atau gaya baru, maka
berubahlah menjadi model atau gaya baru tersebut.
2) Sugesti
Sugesti
adalah satu proses dimana seorang individu menerima suatu cara penglihatanatau
pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. Yang
dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya
sendiri maupun dari orang lain. Yang pada umumnya diterima tanpa ada daya
kritik.
Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan
interaksi sosial adalah hampir sama. Bedanya ialah bahwa dalam imitasi orang
yang satu mengikuti salah satu darinya, sedangkan pada sugesti seseorang
memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain
diluarnya.
Orang akan mudah terkena pengaru (sugesti) orang
lain mana kala ia berada pada suatu keadaan yang dilematis, yaitu keadaan
dimana orang tersebut dihadapkan kepada pilihan yang sama-sama sulit.
Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk
menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah,
di sini dapat diketahui, bahwa hubungan social yang berlangsung pada
identifikasi adalah lebih mendalam dari pada hubungan yang berlansung atas
proses-proses sugesti maupun imitasi.
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu
terhadap orang lain. Simpati timbul tidak asal dasarlogis rasional, malainkan
berdasarkan penilaian seperti juga pada proses identifikasi. Bahkan orang dapat
tiba-tiba merasa tertarik pada orang lain dengan sendirinya, karena keseluruhan
cara-cara tingkah laku menarik baginya.
C.
Bentuk-bentuk
Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk
interaksi sosial dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan
(com-petition), dan pertentangan atau pertikaian (conflict). Suatu keadaan
dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi social, keempat bentuk
pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam
arti bahwa interksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi
persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada
akomodasi.
Gillin and Gillin pernah mengadakan penggolongan
yang lebih luas lagi. menurut mereka ada dua macam proses sosial yang timbul
sebagai akibat interasi sosial, yaitu:
a. Proses
Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan
akulturasi.
b. Proses
Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi “contravention” dan pertentangan
pertikaian.
Adapun interasi yang
pokok proses-proses adalah
1) Bentuk
Interaksi Asosiatif
a. Kerja
Sama (cooperation)
Beberapa
orang sosiologi menganggap bahwa posisis merupakan bentuk interaksi sosial yang
pokok, sebaliknya sosilogi lainnya menganggap mereka bahwa kerjasama merupakan
proses utama. Golongan yang terakhir tersebut memahamkan kerja sama untuk
menggambarkan sebagian besar bentuk interaksi sosial, atas dasar bahwa segala
macam bentuk interaksi tersebut dapat dijumpai pada semua kelompok manusia.
Kerja sama timbul
karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya.
Sehubung dengan pelaksanaan kerjasama ada tiga bentuk kerja sama yaitu:
1) Bargaining,
pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua
organisasi atau lebih.
2) Cooperation,
proses unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu
organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan
dalam stabilitas yang bersangkutan.
3) Coalition,
kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.
b. Akomodasi
(accomodation)
Istilah
akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjuk pada suatu keadaan,
berarti suatu kenyataan adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang
perorangan dan kelompok manusia, sehubung dengan norma-norma sosial dan
nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat.
Adapun
bentuk-bentuk dari akomodasi, diantaranya:
Ø Coertion,
yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.
Ø Compromise,
suatu bentuk akomodasi, dimana pihak yang terlibat masing-masing mengurangi
tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
Ø Arbitration,
suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berhadapan, tidak
sanggup intuk mencapainya sendiri,
Ø Mediation,
hamper menyerupai arbitration diundang pihak ketiga yang retial dalam soal
perselisihan yang ada.
Ø Conclition,
suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi
tercapainya suatu persetujuan bersama.
Ø Tolerantion,
bentuk akomondasi tanpa persetujuan yang formil bentuknya.
Ø Stelemate,
merupakan suatu akomodasi di man pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai yang
seimbang, berhentipada titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
Ø Adjudication,
yaitu perselisihan perkara atau sengketa di pengadilan.
2) Bentuk
Interaksi disosiatif
a. Persaingan
(competition)
Persaingan
adalah interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bersaing untuk
mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau
mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasan.
b. Kontravensi
(contravention)
Kontravensi bentuk interaksi yang berada antara
persaingan dan pertentangan kontravensi ditandai oleh adanya ketidakpastian
dari seseorang, persaingan tidak suka yang disembunyikan dan kebencian terhadap
kepribadian orang, akan tetapi gejala-gela tersebut tidak sampai menjadi
pertentangan atau pertikaian.
c. Pertentangan
(conflict)
Pertentangan
adalah suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yanag berusaha
untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman
atau kekerasan.
Pertentangan memiliki bentuk-bentuk yang khusus,
anatar lain:
Pertentangan
pribadi, pertentangan antara individu.
1) Pertentangan
rasional, pertentangan yang timbul karena perbedaan ras.
2) Pertentangan
kelas rasional, pertentangan yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan antara
kelas social.
3) Pertentangan
politik, biasanya terjadi diantara partai-partai politik.
BAB
II
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Dalam
bahasa latin individu berasal dari kata individium
yang berarti tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai
untuk menyatakan suatau kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Manusia
sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seorang dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena
manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia apabila tidak hidup di
tengah-tengah manusia. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena:
1. Manusia
tunduk pada aturan, norma sosial
2. Perilaku
manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
3. Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action.
Interaksi sosiala adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antar
individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi sosial adalah proses
dimana orang-orang saling berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan
tindakan. Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh beberapa faktor yaitu,
imitasi dan sugesti. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama (cooperation),
persaingan (com-petition), dan pertentangan atau pertikaian (conflict). Gillin
and Gillin pernah mengadakan penggolongan, menurut mereka ada dua macam proses
sosial yang timbul sebagai akibat interasi sosial, yaitu:
1. Proses
Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan
akulturasi.
2. Proses
Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi “contravention” dan pertentangan
pertikaian.
B. Saran
Alhamdulillah
akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, segala koreksi dan saran
demi kesempurnaan makalah ini penyusun sangat harapkan sebagai bentuk
kepedulian bagi yang ingin menambah khzanah, sebagai bahan untuk memeperbaiki
apa yang telah disusunnya. Sehingga mudah-mudahan intuk waktu kedepannya,
penyusun bias lebih baik.
Daftar
Pustaka
ü Effendi, DR. Ridwan, Med. 2007.
Pendidikan Lingkungan Sosial dan Budaya. Bandung: CV. MAULANA MEDIA GRAFIKA.
ü Malihah, Dr. Elly. MS.i. .
Pendidikan Lingkungan Sosial dan Budaya. Bandung: CV. MAULANA MEDIA GRAFIK.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusnice article.. :)
BalasHapusInternational Language Center
Hotel near Santa Ana Casino - Mapyro
BalasHapusA map showing Harrah's Hotel & Casino, Santa Ana, 공주 출장마사지 NV. 용인 출장안마 Find address, see activity and reviews. 속초 출장안마 See photos, 고양 출장마사지 directions, phone 논산 출장마사지 numbers and more.